Mungkin sampai sekarang belum ada buku yang bercerita tentang sejarah kangean,saya sendiri masih penasaran nama kangean itu berasal dari mana, di sekolah-sekolahpun belum ada pelajaran muatan lokaltentang sejarah kangean. Tapi saya pernah mendengar sedikit cerita tentang kangean meski kebenarannya belum di teliti.
Menurut cerita dahulu kala di kangean dan daerah-daerah sekitarnya itu adalah tempat para perompak, bajak laut dan preman-preman karena para penjahat ini sering mengganggu para pedagang dan pelaut dari kerajaan Sumenep, maka pangeran Ariya Jasa mengirimkan pasukan ke kangean untuk menumpas para penjahat itu, setelah mengalami kesuksesan (menang) maka di dirikanlah pusat pemerintahan di kangean yang diberi nama Arjasa.
Kangean adalah gugusan pulau yang terletak disebelah ujung timur pulau Madura, tertingginya 364m. Walaupun kepulauan Kangean masih termasuk wilayah Kabupaten Sumenep. Ada tiga kecamatan di Kangean, yaitu Arjasa, Sapeken dan Kangayan, hasil pemekaran Kecamatan Arjasa. Kecamatan Arjasa membawahi pulau Kangean bagian barat, Kangayan membawahi pulau Kangean bagian timur, sedangkan Sapeken membawahi pulau-pulau kecil dan mendominasi bagian timur Kepulaun Kangean.
Kangean berjarak sekitar 100 km dari Sumenep. Transportasi yang ada saat ini adalah kapal laut yang di kelola PT Dharma Lautan Indonesia dan Sumekar Line (milik Pemkab Sumenep) bisa ditempuh dalam waktu 8 jam dari pelabuhan kalianget ke pelabuhan batu gulok Kangean. Selain kapal Pemda Sumenep ada juga kapal Express dari perusahaan swasta dengan membutuhkan waktu 3,5 jam. Dengan transportasi ini masyarakat Kangean dapat melakukan perjalanan pergi-pulang baik urusan personal maupun muat barang.
Masyarakat Kepulauan terkenal sangat ramah, sopan, dan beragama. Selain itu, masyarakatnya memiliki bahasa dan tutur kata (dialek) yang beraneka ragam antar daerah. Khususnya Sapeken dan beberapa pulau kecil disekitarnya. Masyarakat di pulau-pulau ini terbiasa menggunakan berbagai bahasa seperti bahasa Bajo, bahasa Mandar, Makasar dan beberapa bahasa yang berasal dari Sulawesi. Hal ini tidak lepas dari sejarah masyarakat pulau-pulau ini yang dulunya adalah para pelayar berasal dari Sulawesi.
Lain halnya dengan penduduk yang menempati pulau terbesar (Kangean), khususnya yang tinggal di kecamatan Arjasa. Mereka menggunakan bahasa khas Kangean yang uniknya antar desa atau dusun memiliki logat yang berbeda. Desa yang memiliki logat yang mencolok dan tidak bisa dihilangkan pada saat berbahasa Indonesia yaitu Duko, Sambakati, Paseraman. Contoh bahasa khas Kangean hallik artinya sedikit, dumik artinya kecil, cuppik artinya sempit dll.
Dari beragamnya bahasa khas Kangean ada juga bahasa khas Kangean ini yang biasa di gunakan oleh masyarakat sama dengan bahasa inggris contoh sot (celana pendek) inggrisnya short (celana pendek), reken (menghitung) inggrisnya recount (menghitung), lobet (lemah) inggrisnya lowbat (lemah) dll. Banyak orang bilang kalau bahasa Kangean sama dengan bahasa Madura namun kenyataannya bahasa kangean tidak dimengerti orang Madura. Penduduk di kepulauan Kangean tergolong sedikit maju. Banyak alumni dari sekolah kepulauan ini yang kemudian melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi swasta maupun negeri di kota-kota besar. Di pulau Kangean yang melanjutkan studinya di jawa rata-rata mempunyai intelektual yang tak jauh beda dengan masyarakat jawa, dimana dalam akademik mampu bersaing dengan masyarakat jawa.Bisa di jumpai lulusan SMAN 1 Arjasa kangean dan SMA swasta lainnya bisa melanjutkan ke perguruan tinggi faforit baik swasta maupun negeri.
Sebagaimana di daerah lain, kangen juga memiliki berbagai makanan khas yang memiliki kualitas rasa yang tidak kalah enaknya dengan makanan khas dari daerah lain yaitu Paesna Buk-buk. Makanan khas kangean ini terbuat dari bahan dasar tepung jagung jagung yang ditumbuk sendiri menggunakan alat tradisional.Ada banyak juga tempat-tempat pariwisata di kangean bagian timur yang masih alami seperti Olbek, Patapan, Beto pajung, Kambeta dll.
Sumber :
http://ikabiba2011.student.umm.ac.id/2011/07/29/kepulauan-kangean/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar