Cepi Setiadi
Pemilik kapal juga harus bertanggungjawab.
SUMENEP-Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumenep Abdul Muthalib Faraj memastikan bahwa ledakan kapal penampung minyak MT Gagasan Perak, Sabtu (28/8), telah mencemari perairan Sapeken di Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Kangean Energy Indonesia Ltd (KEI), pengelola lapangan minyak dan gas Kangean, diminta serius menangani tumpahan minyak ini.
"Jika laut Sapeken tercemar, Sumenep kehilangan surga lautnya yang ter-indah di Indonesia. Pemda Sumenep minta agar dibuat tim independen untuk melakukan penelitian (pencemaran) laut Sapeken. Cara ini lebih fair dan bertanggung jawab," kata Abdul, Ahad (29/8).
Pencemaran laut dapat menyebabkan biota laut rusak, termasuk hilangnya habitat ikan. Padahal, kata Abdul, di perairan Sapeken selain terdapat taman laut, ikan luasnya juga sangat langka. Jika tingkat kerusakan telah diketahui, Abdul meminta KEI melakukan rehabilitasi.
Pengamat perminyakan Pri Agung Rakhmanto menyatakan, jika memang terjadi pencemaran minyak, pemilik kapal harus bertanggung jawab karena minyak sudah berada di dalam kapal.
Hal serupa terjadi pada insiden tumpahan minyak kapal tanker Exxon Valdez di Alaska pada 1989. Tidak kurang 4,4 miliar dolar AS harus dikeluarkan Exxon sebagai pemilik tanker untuk kompensasi kerugian penduduk yang terdampak, serta kerusakan biota dan ekosistem laut. "Termasuk pemulihan, dalam waktu tidak kurang tiga tahun sesudahnya," katanya.
Kapal Floating Storage Offloading (FSO) MT Gagasan Perak yang berbendera Malaysia dimiliki Gagasan Carriers Sdn Bhd yang berpusat di Kuala Lumpur. Namun, kapal buatan galangan Nok Bong, Korea Selatan, tahun 2007 ini disewa PT Sea Horse untuk menampung produksi minyak mentah KEI dari blok migas Kangean. Kapal yang sebagian besar awaknya warga Malaysia ini meledak di dekat jeti (dermaga) darurat "Pertamina di Desa Sepanjang, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, sekitar 130 mil laut timur Pulau Madura. Saat ini, kawasan ledakan dijaga ke-
Bobby R Mamahit menyatakan, berdasarkan laporan dari Kepala Kantor Pelayaran Sapeken, sekeliling kapal sudah dipasangi oil boom, pipa karet panjang terapung untuk melokalisasi tumpahan minyak yang kemudian disedot menggunakan oil skimmer. "Tidak ada pencemaran, ini laporan dari posko di KEL"
Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas, Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Agus Suryono menjelaskan, kondisi kapal FSO Gagasan Perak saat ini aman walaupun miring 17 derajat ke arah lambung kiri (port side). "Tidak terjadi korban jiwa dan tumpahan minyak dalam kejadian tersebut," kata Agus.
Menurut dia, saat kejadian, FSO Gagasan Perak menampung sekitar 20 ribu barel minyak mentah di tangki 1 dan tangki 2. Sedangkan, tangki 5 yang meledak dalam keadaan kosong. Untuk mengantisipasi tumpahan minyak, peralatan penanggulangan tumpahan minyak perairan sudah disiagakan di atas kapal tunda anchor handling tug support Sea Carier dan Era Maritim. Didatangkan pula tambahan oil boom sepanjang 200 meter milik HESS Indonesia Ltd dari Ujung Pangkah, Gresik. kl ed rahmad budi hartotat petugas keamanan dan aparat Brimob dari Pulau Jawa. Kepala Desa Sepanjang Hamsuri mengatakan, sejumlah warga yang kaca rumahnya berantakan akibat ledakan kapal menuntut ganti rugi. Jika KEI tidak mau memberi ganti rugi, Hamsuri mengancam akan memimpin unjuk rasa warga.
Hamsuri mengaku sulit mendapatkanpenjelasan mengenai penyebab kecelakaan ini. "Saya kan pemimpin tertinggi di desa ini. Namun, tidak secuil informasi pun yang didapatkan dari KEI. Susan jika berhadapan dengan mereka. Kami seperti orang asing di negeri sendiri," gerutunya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan
Sumber :
Republika, dalam :
http://bataviase.co.id/node/363754
30 Agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar